Jumat, 01 Maret 2013

MASJID AGUNG SEMARANG

Unknown | 02.49 |


Kota Semarang merupakan kota yang kaya akan tempat ziarah dan obyek wisata religi. Sebut saja Klenteng Agung Sam Poo Kong dan klenteng-klenteng kecil di Pecinan, Gereja Blenduk dan Gereja Gedangan di Kota Lama, Pagoda Avalokiteswara di Watu Gong, hingga Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Jalan Gajah. Berbeda dengan yang lainnya, selain memiliki fungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dakwah Islam dan pelayanan umat. Di masjid ini siapapun dapat belajar tentang sejarah peradaban Islam melalui perpustakaan yang lengkap dan museum yang ada di kompleks masjid.
Diresmikan pada tahun 2006, kompleks masjid yang megah ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti convention hall, kios suvenir, kios makanan, gedung perkantoran, perpustakaan, hotel, hingga menara pandang. Secara arsitektur, Masjid Agung Jawa Tengah memiliki keunikan yaitu memadukan arsitektur Timur Tengah dan Roma tanpa melupakan ciri khas bangunan Jawa. Gaya Timur Tengah terlihat dari kubah dan empat mineratnya. Gaya bangunan Jawa terwakili dalam desain tanjung di bawah kubah utama. Sedangkan pengaruh Yunani jelas terlihat pada 25 pilar yang terletak di plaza utama. Pilar-pilar berwarna ungu yang dipadukan dengan kaligrafi itu menyerupai bangunan Coloseum di Roma. Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan 6 payung hidrolik raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis. Payung raksasa ini mengadopsi arsitektur Masjid Nabawi di Madinah.
Tak jauh dari masjid, terdapat sebuah menara setinggi 99 meter yang disebut dengan nama Menara Asmaul Husna. Menara yang melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah ini dilengkapi dengan lift yang akan membawa pengunjung menuju puncak menara guna menyaksikan keindahan Masjid Agung Jawa Tengah serta Kota Semarang dari ketinggian. Saat mengitari puncak menara, pandangan YogYES tertumbuk pada deretan teropong yang disediakan oleh pengelola masjid. Teropong tersebut bisa digunakan jika pengunjung memasukkan koin lima ratusan lama yang berwarna kuning. Setelah mengobrak-abrik isi tas, akhirnya YogYES menemukan satu koin dan bisa digunakan untuk memakai teropong selama 5 menit.
Puas berada di puncak menara, YogYES turun ke lantai 3 guna menyaksikan Museum Peradaban Islam. Museum dua lantai ini menyimpan koleksi yang beragam, mulai dari dokumentasi sistem pendidikan pesantren, naskah kuno, kumpulan kitab, miniatur masjid, contoh ornamen masjid, hingga Al Quran raksasa yang ditulis menggunakan tangan. Saat keluar dari menara, azan magrib berkumandang, semua orang terlihat bergegas menuju masjid dan suasana berubah menjadi senyap.
source : http://semarang.yogyes.com/id/see-and-do/religious-sight/masjid-agung-jawa-tengah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Blogger news

Blogroll

About