Jumat, 01 Maret 2013

LAWANG SEWU

Unknown | 03.10 | Be the first to comment!
 
Saat berkunjung ke Semarang tempat yang tidak boleh dilewatkan untuk dikunjungi adalah sebuah gedung tua yang terletak di Simpang Lima Tugu Muda yaitu Lawang Sewu. Saat ke Semarang kemaren itu saya juga menyempatkan diri untuk kesana meskipun saya sudah pernah kesana sebelumnya, tapi itu dulu sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.

Kebetulan siang hari saat itu saya tidak pergi kemana-mana, hanya tiduran di kost teman saja karena bertepatan dengan hari Jum'at yang waktunya cukup sempit. Lagi pula cuaca Kota Semarang saat itu sedang tidak bagus, mendung di siang hari dan akhirnya turun hujan juga.

Pada malam harinya saya baru bisa keluar untuk jalan-jalan keliling kota. Ditemani oleh teman-teman saya yang kuliah di Semarang yaitu Frandy, Roby, Tity, dan Andi dari Jogja. Kami memutuskan untuk pergi ke Lawang Sewu. Sebenernya yang ngotot ke Lawang Sewu adalah Andi karena dia yang belum pernah masuk ke Lawang Sewu.

Jam 10 malam kami sudah tiba di Lawang Sewu, lalu kami menemui seorang pemandu bernama Pak Toto' yang menjadi pemandu langganan kami jika mengunjungi Lawang Sewu. Sayang sekali Pak Toto' tidak bisa menemani kami malam itu karena beliau sedang ada tamu. Salah saya juga sih tidak menelpon Pak Toto' terlebih dahulu. Akhirnya Pak Toto' mencarikan temannya untuk menjadi pemandu kami.

Setelah mendapatkan pemandu kami segera masuk ke pintu gerbang Lawang Sewu. Pak Aji yang menemani kami malam itu. Pada pintu masuk kita diharuskan untuk membayar tiket sebesar 10 ribu, padahal dulu itu masih 5 ribu saja. Pak Toto' sudah berpesan sebelumya, jika membeli tiket kami harus meminta kertas tiketnya karena jika kami tidak memintanya uang tersebut bakal masuk ke kantong yang jaga tiket, bukan masuk ke kas negara. So buat teman-teman yang mau ke Lawang Sewu jika masuk selalu minta kertas tiketnya, karena kalo nggak minta biasanya nggak dikasih.

Tiket sudah dibeli, kami masuk melalui pintu utama Lawang Sewu. Pak Aji mulai menjelaskan tentang sejarah Lawang Sewu ini. Dulunya tempat ini adalah kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang dibangun pada tahun 1903 dan selesai pada tahun 1907. Tapi setelah kemerdekaan Indonesia gedung kuno ini digunakang sebagai kantor PT Kereta Api Indonesia. Ketika berlangsung pertemputan lima hari di Semarang, gedung ini dijadikan lokasi pertempuran melawan Jepang. Kenapa dinamai Lawang Sewu? Karena jumlah pintunya yang sangat banyak, tapi nggak ada yang tau berapa jumlah pintu yang sebenarnya
source : http://www.wijanarko.net/2010/07/lawang-sewu-yang-penuh-mistis.html
Read more ...

PANTAI MARINA SEMARANG

Unknown | 02.58 | Be the first to comment!

Obyek Wisata Pantai Marina yang terletak di bagian utara Kota Semarang merupakan salah satu obyek wisata pantai di Kota Semarang yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif tujuan untuk menghabiskan waktu saat akhir pekan bersama dengan keluarga, kerabat maupun teman dekat. Terutama jika anda termasuk orang semarang yang
tidak punya cukup banyak biaya untuk berwisata ke luar daerah seperti bali dan lain-lain.
Lokasi Pantai Marina Semarang ini di sebelah timur PRPP atau perumahan Royal Family, jika melihat patung elang cukup besar di bundaran, dibelakangnya merupakan pintu masuknya.


Bagi anda yang datang dari arah Kabupaten Kendal, silakan menuju ke arah timur memasuki bundaran kali banteng (dekat dengan museum ranggawarsita), lalu menuju jalan yang ke arah Surabaya (jalan RE Martadinata), seampai di SPBU belok kiri menuju PRPP (Supermarket Giant) dan anda sudah dekat dengan Pantai Marina.

Bagi anda yang datang dari arah Demak, bisa masuk ke kota Semarang atau Menuju jalan arteri (Jalan RE Martadinata) menuju arah PRPP dan menuju ke pantai Marina.

Itulah sedikit tentang kawasan wisata pantai marina di daerah semarang. Bagi anda yang ingin liburan bersama keluarga pantai marina bisa di jadikan alternatif untuk bersantai dan menghabiskan lelah maupun kepenatan setelah bekerja selama sepekan.
source : http://www.semarangplus.com/2011/09/obyek-wisata-pantai-marina-semarang.html
Read more ...

MASJID AGUNG SEMARANG

Unknown | 02.49 | Be the first to comment!


Kota Semarang merupakan kota yang kaya akan tempat ziarah dan obyek wisata religi. Sebut saja Klenteng Agung Sam Poo Kong dan klenteng-klenteng kecil di Pecinan, Gereja Blenduk dan Gereja Gedangan di Kota Lama, Pagoda Avalokiteswara di Watu Gong, hingga Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Jalan Gajah. Berbeda dengan yang lainnya, selain memiliki fungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dakwah Islam dan pelayanan umat. Di masjid ini siapapun dapat belajar tentang sejarah peradaban Islam melalui perpustakaan yang lengkap dan museum yang ada di kompleks masjid.
Diresmikan pada tahun 2006, kompleks masjid yang megah ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti convention hall, kios suvenir, kios makanan, gedung perkantoran, perpustakaan, hotel, hingga menara pandang. Secara arsitektur, Masjid Agung Jawa Tengah memiliki keunikan yaitu memadukan arsitektur Timur Tengah dan Roma tanpa melupakan ciri khas bangunan Jawa. Gaya Timur Tengah terlihat dari kubah dan empat mineratnya. Gaya bangunan Jawa terwakili dalam desain tanjung di bawah kubah utama. Sedangkan pengaruh Yunani jelas terlihat pada 25 pilar yang terletak di plaza utama. Pilar-pilar berwarna ungu yang dipadukan dengan kaligrafi itu menyerupai bangunan Coloseum di Roma. Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan 6 payung hidrolik raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis. Payung raksasa ini mengadopsi arsitektur Masjid Nabawi di Madinah.
Tak jauh dari masjid, terdapat sebuah menara setinggi 99 meter yang disebut dengan nama Menara Asmaul Husna. Menara yang melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah ini dilengkapi dengan lift yang akan membawa pengunjung menuju puncak menara guna menyaksikan keindahan Masjid Agung Jawa Tengah serta Kota Semarang dari ketinggian. Saat mengitari puncak menara, pandangan YogYES tertumbuk pada deretan teropong yang disediakan oleh pengelola masjid. Teropong tersebut bisa digunakan jika pengunjung memasukkan koin lima ratusan lama yang berwarna kuning. Setelah mengobrak-abrik isi tas, akhirnya YogYES menemukan satu koin dan bisa digunakan untuk memakai teropong selama 5 menit.
Puas berada di puncak menara, YogYES turun ke lantai 3 guna menyaksikan Museum Peradaban Islam. Museum dua lantai ini menyimpan koleksi yang beragam, mulai dari dokumentasi sistem pendidikan pesantren, naskah kuno, kumpulan kitab, miniatur masjid, contoh ornamen masjid, hingga Al Quran raksasa yang ditulis menggunakan tangan. Saat keluar dari menara, azan magrib berkumandang, semua orang terlihat bergegas menuju masjid dan suasana berubah menjadi senyap.
source : http://semarang.yogyes.com/id/see-and-do/religious-sight/masjid-agung-jawa-tengah/
Read more ...

CANDI BOROBUDUR

Unknown | 02.32 | Be the first to comment!
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.
Candi BorobudurKata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur

Arsitektur Candi BorobudurCandi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia.
Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana. Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Buddha digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.
Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.
Sedangkan relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini dibaca searah putaran jarum jam. Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara membacanya dimulai dan diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti umumnya candi Buddha lainnya.

Perayaan Waisak di Borobudur

Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.
source: http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-borobudur.html
Read more ...

RAWA PENING

Unknown | 02.30 | Be the first to comment!
rawa pening di pagi hari 
















Rawa Pening adalah danau sekaligus tempat wisata air dengan luas 2.670 hektare yang menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Rawa Pening ini berada di cekungan terendah lereng Gunung Telomoyo, Gunung Merbabu, dan Gunung Ungaran.
Daya tarik yang ada di Rawa Pening: Wisata Tirta: dengan perahu tradisional, Penghasil enceng gondok sebagai bahan kerajinan, area pemancingan alam, Sumber mata pencaharian nelayan dan petani ikan, Obyek fotografi yang sangat mempesona.

Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Di tengah tengahnya banyak sekali tumbuh enceng gondok yang hampir menutupi seluruh permukaannya sebagian menjadi tempat mencari ikan. Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu. Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi. Saat menyewa perahu motor ke tengah rawa terasa sekali aura mistis dan misteriusnya, namun sayang segala potensi yang ada kurang bisa tergali karena pengelolaan yang terkesan seadanya. Untuk bisa ke tengah rawa pening ini bisa menyewa perahu motor dengan tarif 30 ribu rupiah untuk 30 menit max 6 orang. Rawa Pening juga merupakan salah satu tempat yang indah untuk foto foto Pre Wedding.
source: http://seputarsemarang.com/rawa-pening-4954/
Read more ...

Minggu, 24 Februari 2013

KAMPUNG RAWA APUNG

Unknown | 23.00 | Be the first to comment!
Mungkin sudah dua kali saya melintas di Jalan Lingkar Ambarawa dalam perjalanan dari Semarang menuju Magelang. Namun baru pada hari Sabtu (25/08/2012)  pertama kalinya, berkesempatan menikmati obyek wisata Kampoeng Rawa. Jika dari arah Semarang, Kampoeng Rawa terletak di sebelah kiri jalan. Alamat tepatnya Jalan Lingkar Selatan Km.03 Ambarawa. Biaya masuk per orang Rp. 2.500,-. Parkir motor Rp. 2.000,- . Saya tidak memperhatikan berapa kalau mobil, maklum naik sepeda motor.
Semula saya berpikir bahwa obyek wisata ini adalah milik perorangan atau grup bisnis tertentu. Dugaan yang salah besar. Setelah berselancar di dunia maya dan berkat bantuan Mbah Google, saya mendapatkan informasi dari www.suaramerdeka.com, soal siapa sesungguhnya pemilik obyek wisata Kampoeng Rawa.
Kampoeng Rawa adalah obyek wisata yang dikelola oleh 12 kelompok tani dan nelayan di Desa Bejalen dan Kelurahan Tambakboyo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Mereka bersatu membentuk Paguyuban Kampoeng Rawa pada tanggal 4 Agustus 2012. Tujuannya adalah mensejahterakan kehidupan petani dan nelayan. Pembiayaaan Kampoeng Rawa didapatkan dari KSP Artha Prima Ambarawa, yang sudah sejak tahun 2004 mendampingi petani dan nelayan terkait pemberian bantuan modal.
Di Kampoeng Rawa, keindahan pemandangan alam memanjakan mata. Hamparan sawah dan pegunungan menjadi sajian utama. Bahkan pemandangan Danau Rawapening pun dapat dinikmati dengan leluasa. Walau belum jadi sepenuhnya, beberapa fasilitas wisata sudah tersedia dan dapat dinikmati para pengunjung. Mulai dari kuliner hingga permainan.
Saat datang ke Kampoeng Rawa, terlihat beberapa pengunjung asyik bermain motor ATV. Ada area khusus yang disediakan untuk memuaskan para penggemar permainan ini. Mulai dari orang dewasa dan anak-anak dapat ikut bermain. Ada juga becak kecil yang dapat disewa dan berkeliling di sekitar area wisata. Kalau suka bermain di air, bisa menaiki perahu karet atau perahu genjot berkeliling di sekitar area Rumah Makan Apung. Untuk urusan perut sudah ada Rumah Makan Apung. Rumah makan ini berbentuk unik. Terdiri dari beberapa bangunan yang berdiri di atas air. Bisa memilih makan lesehan atau makan lengkap dengan meja kursi. Ada juga yang menjajakan makanan dengan mobil dan gerobak dorong. Sepertinya ada area khusus untuk pedagang kaki lima (PKL).
1345981284729939454
Dipinggir area wisata, dekat Danau Rawapening, ada semacam dermaga kecil dan sejumlah perahu berderet. Jika berminat berkeliling danau, perahu-perahu ini siap mengantarkan. Minimal 7 penumpang baru dilayani. Kalau tidak mau menunggu, bisa dilayani dengan membayar karcis sejumlah 7 orang. Lumayan biayanya, per orang Rp. 10.000,-. Selain berkeliling danau, bisa juga mampir di rumah makan yang benar-benar terapung di atas Danau Rawapening.
13459815451056204497
Namun ada sedikit kekecawaan saya dengan obyek wisata Kampoeng Rawa. Saat makan di Rumah Makan Apung, saya mendapati harga makanan yang menurut saya cukup mahal, tak sebanding dengan cara penyajian dan rasanya. Saya memesan dua menu makanan, ikan nila bakar dan udang bago. Udang bago yang disajikan mengundang pertanyaan – ini kecil-kecil apa benar udang bago, tak lebih besar dari ukuran korek api gas. Isinya 5 biji, harganya Rp. 30.000,-. Anehnya lagi ada yang hanya kepala dan secuil daging. Siapa pula yang makan kepala udang ? Saat diprotes, dengan enteng sang pelayan menjawab – sudah dari sananya begitu.
13459816161429903984
Pindah ke sajian satunya – ikan nila bakar. Sesuai di buku menu, gambarnya seporsi satu ikan nila ukuran besar. Yang datang dua ekor. Penyajiannya mengenaskan. Sepotong irisan timun yang sudah layu dan beberapa helai daun kemangi yang mulai kehitaman. Harganya Rp. 25.000,-. Rasanya saya seperti orang yang habis ditipu. Benar-benar kapok deh.
Ternyata bukan saya saja yang protes. Tamu-tamu lain disebelah saya, juga ikut menyampaikan protes kepada pelayan soal makanan yang disajikan. Semua berkesimpulan sama – ini pertama kali dan terakhir kali makan di situ. Semoga pengelola mengetahui hal ini dan segera melakukan pembenahan. Mahal tidak masalah, asal sebanding. Hidup ekonomi rakyat !
source: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/08/26/kampoeng-rawa-obyek-wisata-milik-petani-dan-nelayan-488216.html
Read more ...

AIR TERJUN KEDUNG KAYANG

Unknown | 21.24 | Be the first to comment!
Satu lagi objek wisata air terjun yang ada di Kabupaten Magelang. Setelah sebelumnya aku sudah membuat postingan tentang Air Terjun Seloprojo, sekarang aku perkenalkan air terjun yang tak kalah indah yaitu Air Terjun Kedung Kayang yang letaknya berada di kaki Gunung Merapi.


Air Terjun Kedung Kayang
Air Terjun Kedung Kayang terletak di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Air terjun ini berada di kaki Gunung Merapi yang sempat meletus dengan dahsyat pada tahun 2010 silam. Namun karena letusan tersebut, panorama di lokasi air terjun bertambah cantik dan indah.

Batu-batu besar yang dimuntahkan oleh gunung teraktif di dunia tersebut sekarang menghiasi air terjun ini. Beberapa batu bahkan ada yang berukuran sebesar mobil minivan, dan juga ada yang sudah ditumbuhi oleh rerumputan liar.

Batu-Batu Besar
Air Terjun Kedung Kayang memiliki ketinggian sekitar 40 meter. Meskipun tingginya hanya segitu tapi pancuran dari air terjun ini mengalir begitu deras dan menimbulkan suara yang bergemuruh dan menggema. Biasanya pengunjung menikmati segarnya air terjun dengan mandi dan berendam di aliran sungai dari air terjun ini.

Bermain Air
Bila sobat mengunjungi air terjun tertinggi di Magelang ini sebaiknya datang di pagi hari karena untuk menuju ke lokasi air terjun ini jaraknya cukup jauh dan menguras tenaga. Dan bila saat hujan datang segera tinggalkan lokasi air terjun ini untuk menghindari bencana yang tidak diinginkan.

Untuk menuju lokasi air terjun ini memang cukup melelahkan. Dari pintu masuk atau tempat parkir kendaraan, pengunjung harus berjalan kaki sejauh 200 meter menuju ke tepi tebing untuk melihat pemandangan air terjun dari atas tebing, itupun belum sampai di dasar air terjun.

Indah
Sedangkan untuk menuju ke dasar air terjun, pengunjung harus melalui jalan memutar sejauh 1,5 kilometer melewati persawahan dan daerah aliran sungai. Di tengah perjalanan ini pengunjung bisa menjumpai goa Jepang yang berukuran kecil yang kondisinya sudah tak terawat lagi.

Setelah melewati areal persawahan, pengunjung harus menuruni tebing melalui anak tangga yang dilanjutkan dengan jalan setapk berupa tanah yang licin. Kalau merasa lelah, pengunjung bisa menggunakan gubuk-gubuk yang berada di sepanjang jalan tersebut untuk beristirahat.

Sekitar 30 menit perjalanan yang melelahkan, akhirnya air terjun indah itu tampak di depan mata. Untuk saran agar membawa bekal makanan bila menuju dasar air terjun ini, karena tidak ada atau jarang penjual makanan dan minuman disini. Untuk masuk ke lokasi Air Terjun Kedung Kayang pengunjung terlebih dahulu harus membayar tiket sebesar Rp 5 ribu per orang.
source : http://balibackpacker.blogspot.com/2012/12/air-terjun-kedung-kayang-magelang.html
Read more ...

Selasa, 19 Februari 2013

BUKIT CINTA AMBARAWa

Unknown | 18.23 | Be the first to comment!


Sahabat blogger, kali ini saya  mempostingkan wisata yang ada di daerah Ambarawa , yaitu BUKIT CINTA. mungkin sudah tidak terdengar asing lagi di telinga anak muda di daerah Ambarawa dan sekitranya.Jika Anda pernah mengunjungi obyek wisata Bukit Cinta di Kabupaten Semarang dan berniat untuk mengunjunginya kembali, maka bersiap-siaplah untuk kecewa. Pasalnya, sejumlah bangunan dari proyek revitalisasi tahun 2011 yang mandeg hampir satu tahun ini tetap dibiarkan mangkrak tanpa ada kejelasan kapan akan diselesaikan.

Salah satu pengunjung yang ditemui di lokasi itu, Irfan (28), warga Magelang, juga mengaku kecewa dengan kondisi Bukit Cinta saat ini, apalagi harga tiket masuknya juga telah naik dua kali lipat.

"Saat masuk, di gerbangnya saja sebenarnya saya sudah ilfil. Tempat parkirnya dulu sudah di-paving bagus, sekarang malah jadi tanah biasa tidak rata. Yang lebih mengagetkan, dengan kondisi yang berantakan ini harga tiketnya naik dua kali lipat menjadi Rp 6.000 per orang," kata Irfan, Rabu (26/9/2012) kemarin, yang datang bersama lima anggota keluarganya.

Menurut salah satu petugas tiket, Mugiyono, ungkapan kekecewaan dari pengunjung seperti Irfan hampir setiap hari didengarnya, sejak obyek wisata berlatar belakang Rawapening itu dibuka lagi pada Maret 2012 lalu.

Pihaknya mengakui, wajah Bukit Cinta saat ini lebih buruk dibandingkan sebelum proyek revitalisasi. "Paving tempat parkir dilepas semua, katanya mau diganti yang lebih bagus. Demikian juga dengan bangunan Ular Baruklinting yang menjadi ruang pamer ikan ini, semua keramiknya dicopoti. Tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya," kata Mugiyono.

Namun, sekalipun dengan kondisi serba minim, kata Mugiyono, animo masyarakat untuk mengunjungi objek wisata yang berada di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, itu tetap tergolong tinggi.

Berdasarkan penjualan tiket sejak bulan Maret hingga Agustus lalu, jumlah pengunjung tercatat 12.752 orang. "Rata-rata pengunjung kangen dengan suasana yang asri di sini, dengan pemandangan Telaga Rawapening dan latar belakang Bukit Brawijaya. Meski demikian diakui, bangunan-bangunan yang mangkrak ini sebenarnya sangat mengganggu pemandangan," kata Mugi.

Berdasarkan catatan Kompas.com, revitalisasi obyek wisata Bukit Cinta senilai Rp 7,3 miliar terhenti akibat wanprestasi dari PT Aditya Dewata Gilang Semesta sebagai pelaksana proyek. Hingga batas pengerjaan berakhir, PT Aditya baru menggarap 30 persen dari keseluruhan bangunan. Sementara itu, PT Aditya sudah menerima uang muka dan pembayaran termin lebih dari Rp 2 miliar.

Revitalisasi Bukit Cinta merupakan salah satu dari sembilan proyek pengembangan lokasi wisata di Jawa Tengah yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Jawa Tengah. 
source: http://www.kompas.com/
Read more ...

KETEP PASS

Unknown | 04.37 | 2 Comments so far
ketep51

Sahabat blogger, kali ini saya akan mempostingkan wisata yang ada di daerah Selo,Boyolali. yaitu adalah KETEP PASS,wisata ini Berada pada ketinggian 1200 meter dpl, luas kawasan ini sekitar 8.000 m2. Daya tarik yang dapat dinikmati di obyek ini pemandangan Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Tidar, Gunung Andong dan pegunungan Menoreh serta hamparan lahan pertanian.

Untuk mencapai tempat tujuan tsb. bisa dari arah Magelang atau dari arah Boyolali maupun dari arah Salatiga. Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, Toilet, gazebo, mushola, vulkano theater, kios cinderamata, kios penjualan sayuran, rumah makan, museum, teropong gunung merapi.Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi. selain itu di dalam musiumnya juga terdapat miniatur gunung merapi yang di bentuk menyerupai asilnya, dan miniatur tersebut juga diberi kesan pembatas jarak aman atau tanggap darurat gunung merapi tersebut. selain itu di dalam museum tersebut juga ada foto-foto erupsi gunung Sahabat blogger, kali ini saya akan mempostingkan wisata yang ada di daerah Selo,Boyolali. yaitu adalah KETEP PASS,wisata ini Berada pada ketinggian 1200 meter dpl, luas kawasan ini sekitar 8.000 m2. Daya tarik yang dapat dinikmati di obyek ini pemandangan Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Tidar, Gunung Andong dan pegunungan Menoreh serta hamparan lahan pertanian.

Untuk mencapai tempat tujuan tsb. bisa dari arah Magelang atau dari arah Boyolali maupun dari arah Salatiga. Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, Toilet, gazebo, mushola, vulkano theater, kios cinderamata, kios penjualan sayuran, rumah makan, museum, teropong gunung merapi.Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi. selain itu di dalam musiumnya juga terdapat miniatur gunung merapi yang di bentuk menyerupai asilnya, dan miniatur tersebut juga diberi kesan pembatas jarak aman atau tanggap darurat gunung merapi tersebut. selain itu di dalam museum tersebut juga ada foto-foto erupsi gunung 


Read more ...

Tlatar

Unknown | 03.04 | Be the first to comment!



sumber : www.boyolalikab.go.id/
Terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebonbimo Kec Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah utara.
Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang Budaya Desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga. Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan.Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Tlatar reservoir is located in Kebonbimo village, Boyolali sub district, exactly 4kms to the north from Boyolali city. Every two days before fasting days, Tlatar held a ritual ceremoy named Padusan
Ada 2 buah pemandian (two pools for bathing), yaitu :
Pemandian Umbul Pengilon
Pemandian Umbul Asem

Read more ...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Blogger news

Blogroll

About